Tak Lagi Sama

*ngintip*

Assalamu’alaikum…. *memasuki beranda dengan bersahajah*

Eciyeeee…. yang lagi terpesona 😀 Apa? Siapa? Ya kamulah… iyaaa…. Kamuuuu. Readerku yang unyuuuuh… Huh… Maafkan daku yang gak sopan ini. Dateng-dateng langsung narsis ajeee… haha…

Tapi tenang. Gita yang sekarang bukanlah Gita yang dulu. Gita yang sekarang sudah sedikit sadar diri. Bukan lagi ABG. Bukan anak SMA yang selalu berharap dimaklumi tingkahnya. Anggap ini kabar gembira. Bukan tentang kulit manggis ya. Yah… Kini, gue. Eh, maksudnya saya udah 20 tahun. Ehem… Saya sedang mencoba menjadi pribadi yang lebih… hmmm… Bisa dibilang lebih dewasa lah. Kita mulai dengan mengganti gaya bicara. Tidak ada kata “gue” lagi. Agak kaku memang, tapi tidak mengurangi keakraban kita kok. Percaya deh. Ini memang tak lagi sama, tapi tidak ada yang berubah dari seorang Gita. Saya tetap seorang profesional daydreamer. Coffee addict yang suka juga dengan susu coklat. Ngobrol tentang hal nggak penting. Nggak bisa hidup sendiri. Dan yang terpenting saya tetap seorang Gita yang berharap curhatanya didengar. Eh, dibaca mungkin lebih pas. Iya. Gita yang berharap curhatannya dibaca. Oke… Lupakan tentang Gita. Sekarang…. ngomong-ngomong tentang tak lagi sama. Ada banyak hal yang tak lagi sama dalam hidup saya dulu dan sekarang. Persahabatan. Kali ini saya ingin curhat tentang sahabat-sahabat saya yang tak lagi sama. Tapi, mereka tidak berubah. — Cekidooooot—Baca selebihnya »